Dibentuk Agar Masyarakat Rajin Nabung, Pernah Dibekukan
Jepang Menyimak perjalanan Bank BTN, cukup mengharubiru. Sebab, bank itu lahir
ketika rakyat kita tengah "getol" merebut kemerdekaan yang dirampas
Belanda. Sekitar 1897, berdirilah bank Postspaar Bank cikal bakal Bank BTN.
Postpaarbank berkedudukan di Batavia (Jakarta) yang didirikan untuk mendidik
masyarakat pada saat itu agar gemar menabung. Melalui Postspaarbank, masyarakat
diperkenalkan lembaga perbaikan secara luas. Meskipun tentunya sistem perbankan
yang ada pada saat itu tidak sama dan jauh dari sempurna bila dibandingkan
dengan sistem perbankan saat ini. Sampai akhir 1931, peranan Pospaarbank dalam
penghimpunan dana masyarakat terus menunjukkan adanya peningkatan yang sangat
baik.Hal tersebut terbukti dengan semakin banyaknya minat masyarakat pada saat
itu untuk menaruh atau menyimpan uangnya di bank.Sampai dengan akhir 1939,
Postpaarbank telah berhasil menghimpun dana masyarakat sebesar Rp 5,4 juta.
Sebuah jumlah yang sangat, besar pada masa itu. Prestasi yang berhasil dicapai
oleh Postspaarbank itu sebetulnya sejalan dengan kebijakan sistem
desentralisasi yang-dilaksanakan pada saat itu. Sejarah keberhasilan
Postspaarbank, akhirnya membawa dampak positif dengan mulai dibukanya 4 kantor
cabang Postspaarbank masing-masing di Makasar (saat ini Ujung Pandang),
Surabaya, Jakarta, dan Medan.
Dalam perjalanannya, keberhasilan Postspaarbank dalam menghimpun
dana masyarakat itu mendapat ujian pada sekitar 1940 dengan diserbunya
Netherland oleh tentara Jerman. Serbuan itu akhirnya membawa dampak terhadap
terkurasnya dana yang telah dihimpun Postspaarbank secara besar-besaran oleh
para nasabahnya. Tidak kurang dari Rp 11 juta dana yang terkuras untuk
dibayarkan Postspaarbank kepada nasabah hanya dalam waktu beberapa hari saja.
Namun, nasib baik masih berada pada Postspaarbank, karena hal itu tidak
berlangsung lama. Pada 1941, kepercayaan masyarakat sudah mulai pulih kembali
yang ditandai dengan mulai banyaknya masyarakat yang menabung uangnya pada
Postspaarbank. Berdasarkan catatan sejarah; hanya dalam waktu singkat pada
tahun yang sama, telah terkumpul dana yang dihimpun dari masyarakat sebesar Rp
58,8 juta. Sejarah kemudian tidak berhasil mencatat keberhasilan Postspaarbank,
karena setahun kemudian atau tahun 1942 dengan masuknya tentara Jepang ke
Indonesia, operasional Postspaarbank praktis mengalami kemandegan karena telah
dibekukan.
Kemudian, Jepang masuk dan mengubah semua bentuk pemerintahan
dan segala aspek kehidupan masyarakat di Indonesia sesuai dengan kehendak
Jepang yang berhasil mengusir Belanda pada saat itu dari wilayah Indonesia.
Secara resmi pada tahun itu Jepang telah mengambilalih kekuasaan Belanda di
Indonesia dan Postspaarbank yang merupakan bank karya kolonial Belanda
dibekukan. Sebagai gantinya pemerintah Jepang mendirikan Tyokin Kyoku. Pada
prinsipnya, misi Tyokin Kyoku bentukan Jepang tidaklah jauh dengan maksud dan
tujuan Postspaarbank produk kolonial Belanda. Yaitu untuk mengajak masyarakat
Indonesia gemar menabung. Namun, dalam perjalanannya ternyata misi Tyokin Kyoku
tidak semulus apa yang pernah dilakukan Postspaarbank dalam menghimpun dana
masyarakat melalui tabungan tersebut. Ironisnya, Tyokin Kyoku gagal dalam
menjalankan misinya karena masyarakat menganggap bahwa manabung melalui Tyokin
Kyoku itu dirasakan adanya paksaan. Sehingga dengan sendirinya masyarakat
enggan untuk melakukan penabungan pada saat itu.
Meskipun demikian,
Tyokin Kyoku telah berhasil membuka cabangya di Jogjakarta pada masa itu. Setelah
kemerdekaan berhasil diraih, Tyokin Kyoku diambilalih pemerintah Indonesia.
Namanya diubah menjadi Kantor Tabungan Pos atau disingkat KTP. Pembentukan KTP
pada saat itu diprakarsai oleh Darmosoetanto selaku direktur pertama KTP. Dalam
perjalanannya, pada akhirnya KTP mempunyai peran yang sangat besar. Peran yang
sangat berarti pada saat itu adalah adanya tugas KTP dalam pengerjaan penukaran
uang Jepang dengan Oeang Republik Indonesia (ORI). Sejarah telah mencatat bahwa
pada masa pendudukan Jepang, peredaran uang yang ada saat itu ditarik dan
diganti dengan uang Jepang. Maka begitu Indonesia merdeka, melalui KTP itulah
uang Jepang yang masih beredar kemudian ditarik dan diganti dengan uang
Indonesia. Ketika Agresi Militer Belanda ke Indonesia, KTP tidak dapat bekerja
dengan aman. Dan,dengan agresi Belanda itu, pada 19 Desember 1946 KTP dan
kantor-kantor cabangya yang telah tersebar di Indonesia resmi diduduki oleh
Belanda. Namun, pada Juni 1949 pemerintah Republik Indonesia membuka kembali
KTP tersebut sekaligus mengganti namanya menjadi Bank Tabungan Pos Republik
Indonesia. Kemudian berganti menjadi Bank Tabungan Pos. Pada 9 Februari 1950,
Bank Tabungan Pos dibekukan dan selanjutnya dibentuklah Bank Tabungan Negara
(BTN). Selanjutnya, tanggal tersebut diperingati sebagai kelahiran Bank BTN.
Sejarah BTN:
1897:Berdiri dengan nama Postpaar Bank
1942-1945:Berubah nama menjadi Chokin Kyoku
1950:Menjadi Bank Tabungan Pos
1963:Menjadi Bank Tabungan Negara
1968:Resmi dimiliki Pemerintah(BUMN)
1974:Pelayanan lebih difokuskan
1989:Mendapat izin bank umum dan penerbitan obligasi
1992:Menjadi Persero
1994:Mendapat izin bank devisa
2000:Ikut program Rekapitulasi
2002:Pinjaman Tanpa Subsidi
2003:Restrukturisasi
2005:Peluncuran BTN Syariah
2008:Sekuritisasi Aset
Visi Bank BTN
Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.
Misi Bank BTN
- Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.
- Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.
- Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas, profesional dan memiliki integritas tinggi.
- Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value.
- Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
Sumber :